Jalan-jalan ke Bali sebenarnya sama sekali tidak direncanakan, sampai sekarang masih nggak percaya kami sudah menjejakkan kaki di pulau dewata. Berawal dari ajakan seorang teman kuliah pasca untuk datang ke home landnya Bali. Tadinya saya berpikir nanti saja setelah tamat kuliah. Tapi kesempatan waktu dan duit tidak datang dua kali ya...jadi pas ketemu waktu yang cocok kami langsung berangkat ke jogja lanjut langsung ke Bali
Malah kami tidak memberitahukan kedatangan kami...mau buat kejutan rencananya. Malah kita yang terkejut, karena teman sedang tidak di denpasar, tapi sedang pulang kampung. Nyampe jam 11 malam di Denpasar kami langsung cari hotel murah pas di belakang terminal, harganya 40rb/permalam. Cukuplah, karena paginya kita sudah langsung berangkat lagi..
Untungnya punya temen di Bali jadi, tempat mondok amanlah...malah dapet pinjaman motor buat keliling. Tapi disini juga disediain tempat sewa motor, harganya murah kok...hanya 50rb/24jam. Di Bali cari angkutan umum susah banget. Makanya kami keliling2 pakai motor, mana cuacanya panas banget, nggak bawa tabir surya..hasilnya badan kita menghitam 40% ditambah lagi mandi di laut..
Naik motor dengan bermodalkan peta, kita akhirnya menemukan pura uluwatu, kayaknya dulu si dewi sandra n glen pernah merid disini (sssttt meski sekarang udah cerai..). menurut info temen saya, tempat ini eksotik banget. Perjalanannya agak jauh, lokasi pura ini dari Bandara Ngurah Rai kurang lebih 30 km ditempuh sekitar 45 menit atau 1 jam dari Denpasar, Kuta atau Nusa Dua dengan kendaraan bermotor, untungnya kita berangkat dari Nusa dua.
Sebelum masuk ke Pura, ritualnya kita harus memakai sarung ala bali, sebagai penghormatan masuk ke tempat suci. Bayarnya murah kok, Cuma 3 ribu rupiah, kalau mau beri makan para mongkeys yang banyak nangkring di segala tempat..bisa beli makanannya di depan. Jangan lupa untuk melepas segala aksesoris agar tidak menarik perhatian para mongkeys, mereka ahli dalam mengambil segala sesuatu, misal HP, Kacamata, bahkan anting dan kalung. Tapi para pawang kenal siapa yang suka ngambil barang, dan bisa dikembalikan.
Sewaktu kita berkunjung ke pura, ada wisatawan dari jepang kehilangan HP yang dipegangnya, tapi pawang bertindak cepat...akhirnya barangnya kembali. Sebuah prestasi yang sangat membanggakan, sekaligus mengharukan. Dengan sedikit kompromi with japanese language, si pawang kebagian tips 100rb..lumayanlah. Ternyata monyet seperti manusia juga, ada yang berhati lembut, ada yang cuek, ada yang suka maling kaya tadi. Karena asyik memperhatikan sekalian mentertawakan kejadian tadi (dalam hati sih, sudah dianjurkan dari awal barang-barang diamankan, masih dipegang juga Hpnya sama si nipon.....). Eitsss, secepat kilat..giliran kaca mata my hubby yang mulai diamankan si monyet yang lari tunggang langgang ke atas pohon. Sekarang gantian para jepang heboh, dan para pawang mencoba mengembalikan kacamata my hubby. Langsung deh, saya bilang nggak usah dibalikin, buat kenang2an para mongkey, untungnya kacamata itu baru kita beli diluar, harganya cuma 10rb, mending di sumbangin aja kan. Hikmahnya, kalau di tempat yang dianggap suci pikiran pun harus suci.....
Di ujung paling barat semenanjung Bukit, terdapat sebuah Pura Sad Kahyangan sebagai penyangga salah satu darl 9 arah mata angin yakni Pura Luhur Uluwatu. Pura Luhur Uluwatu adalah salah satu pura di Bali dengan lokasinya yang sangat indah. Daya tarik utama bagi para wisatawan dari pura ini adalah panoramanya yang spektakuler. Terletak di bagian barat laut, pura ini seperti bertengger di ujung tebing batu yang sangat tinggi dan curam, dengan pemandangan lautnya dibawah berwarna biru bersih dan hantaman ombak yang menghasilkan buih-buih putih yang sangat cantik.
Pura ini terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Kalau dilihat dalam peta Pulau Bali, bisa kita temukan di kaki Pulau Bali. Pura ini dibangun, bertengger persis di atas batu karang yang menjorok ke laut dengan pemandangan yang luar biasa indahnya, terlebih-lebih tatkala Surya mulai redup menurun di ufuk barat.
Pura Uluwatu pertama-tama dipakai sebagai tempat pemujaan Dewa Rudra untuk memohon keselamatan alam yang dilakukan oleh Empu Kuturan pada abad ke 13 berdasarkan Prasasti Blanjong. Empu Kuturan-lah yang menurunkan ajaran ilmu sosiologi (adat istiadat) kepada masyarakat Bali dengan segala peraturan tata tertibnya.
Menurut sejarah, seorang pendeta Hindu yang berasal dari Jawa bernama Empu Kuturan adalah orang yang pertama kali membangun pura di tempat ini. Kemudian diteruskan oleh sejawatnya yang kemudian juga membangun pura Tanah Lot yang juga terkenal dengan pemandangan matahari terbenam (sunset) yang sangat indah.
Pura tersebut berikutnya juga dipakai oleh pendeta suci yang bernama Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali di akhir tahun 1550 untuk melepaskan ikatan keduniawian atau mengakhiri perjalanan sucinya dengan Moksa / Ngeluhur di tempat ini. Selanjutnya dengan kata itu dipakai melengkapi nama Pura yakni Pura Luhur Uluwatu.
Untuk bisa masuk kedalam pura ini pengunjung harus mengenakan sarung dan selempang yang bisa disewa ditempat itu. Waktu terbaik untuk mengunjungi pura Uluwatu adalah sore hari pada saat matahari terbenam sehingga bisa menyaksikan pemandangan spektakulernya.
Puas banget dengan pemandangannya....makin siang semakin banyak pengunjungnya, kita mutusin buat lanjut lagi perjalanan dengan motor....
1 komentar:
Jadi pengen kesitu nih,,
Paket Wisata Dieng
Posting Komentar