memulai hari dengan senyum
dan semangat....
semangat dan semangat

Senin, 07 Desember 2009

Buka Mata Buka Hati buat AIDS

Kalau kita melihat dan mendengar penderita AIDS pasti reaksi awal yang ada adalah takut. Ayo buka mata dan buka hati bahwa mereka ada dan mereka butuh bantuan kita, paling tidak dengan tidak mencibir dan menjauhkan mereka dari pergaulan kita. Dalam rangka acara hari AIDS se-dunia. BARLI Museum Bandung mengadakan acara buka mata buka hati. Acara yang mencerahkan banyak orang pastinya. Mudah-mudahan....

AIDS secara nyata ada di Indonesia dari pemeriksaan darah yang sangat terbatas diketahui keberadaannya di 14 propinsi. Kasus pertama ditemukan pada tahun 1987, dan 7 tahun kemudian (Maret 1994) dilaporkan penderita AIDS berjumlah 55 orang, jumlah kumulatif HIV positif 213 orang, tetapi menurut WHO diperkirakan jumlah sebenarnya sudah mendekati 35.000-50.000 orang, suatu peningkatan yang luar biasa banyaknya.

Serupa dengan pola penyebaran di negara-negara lain di Indonesia juga muncul pertama kali diantara orang-orang homoseks; kemudian juga muncul pada sekelompok kecil orang-orang berperilaku resiko tinggi, seperti pecandu obat narkotik, para tunasusila serta pelanggannya. Namun akhirnya penyakit fatal ini menyebar ke seluruh lapisan masyarakat tanpa pandang bulu, pria dan wanita; bahkan sudah ada wanita hamil bukan WTS yang mengidap AIDS. Prosentase terbesar ditemukan pada kelompok usia produktif (15-49 tahun): 82,9%, sedangkan cara penularan yang paling banyak adalah melalui hubungan seksual (95.7%), yang terdiri dari heteroseksual 62,6%, pria homo/biseksual 33,1%.

Dilihat dari jumlah kasus, masalah penularan HIV/AIDS di Indonesia bisa dianggap masih sedikit. Namun, yang harus di waspadai adalah : cepatnya peningkatan jumlah orang yang terinfeksi, luasnya penyebarannya (14 propinsi, semua kelompok sosial ekonomi dan makin cepatnya pertambahan jumlah wanita yang terinfeksi dibandingkan dengan pria). Hal ini merupakan ancaman terhadap pembangunan dan kehidupan bangsa Indonesia. Angka kematian kasar (terutama dari kelompok usia produktif) akan meningkat, harapan hidup akan menurun. Jumlah dan produktifitas tenaga kerja akan menurun dengan dratis, yang secara langsung mempengaruhi produktifitas dan pendapatan nasional. Biaya kesehatan (langsung dan tidak langsung), serta anggaran yang dibutuhkan untuk kesejahteraan sosial (keluarga yang kehilangan mata pencaharian, anak-anak yatim piatu) sebagai dampak AIDS akan sangat meningkat.

Istilah ODHA dalam bahasa Indonesia berasal dari istilah People Living with HIV/AIDS (PLWHA) dalam bahasa Inggris. ODHA merujuk pada individu yang terinfeksi HIV, baik yang masih dalam tahap HIV positif maupun yang sudah masuk dalam tahap AIDS (Unaids, 2003; Support, 1995). Selain ODHA, dalam bahasa Indonesia terdapat istilah OHIDHA (Orang yang hidup dengan ODHA) yang menunjuk pada individu-individu lain yang terkena pengaruh secara tidak langsung dari penyakit ini, seperti keluarga, pasangan, teman ODHA, relawan, dan lain-lain..

Mulai sekarang sayangi diri kita..Syukuri bahwa kita masih diberi kehidupan dan kesehatan yang baik....

0 komentar:

Posting Komentar